14.4.09

KAMIS, 09 APRIL 2009.. (part I)

Adalah hari dimana bangsa ini mulai memasuki masa transisi, hari dimana bangsa ini mulai menentukan langkah kedepan, dan hari dimana seluruh elemen bangsa di negeri ini mulai menggantungkan cita-cita dan harapan.

Seiring dengan problematika sistem pemungutan suara, dan di tengah hiruk-pikuknya isu kecurangan yg terjadi dalam pilgub di Jawa Timur, serta semakin gencarnya orasi para kritisi yg meneriakan himbauan untuk bersikap golput. Tetap tidak menyurutkan langkah para penentu bangsa ini untuk menggunakan hak pilihnya.
Dengan langkah mantap dan penuh semangat mereka mulai menatap masa depan, seolah tidak peduli dengan apa yg telah mereka dengar, karena yg terpenting bagi mereka saat ini adalah bagaimana nasib bangsa ini kedepan, dan bukan hanya berkutat dengan persoalan yg mungkin tidak kunjung selesai.

Memang benar jika awalnya kita pun skeptis dengan kualitas Caleg yg di suguhkan, dan juga benar jika sebelumnya kita pernah trauma dengan janji manis para politisi yg tak kunjung terbukti.
Tapi jika kita merujuk pada kata-kata bijak yg mengatakan bahwa :
"Sesungguhnya Tuhan tidak akan pernah merubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yg akan merubahnya".
Membuat saya secara pribadi pun sadar bahwa sesungguhnya perubahan itu datang dari diri kita sendiri, bukan dari orang lain, bahkan Tuhan sekalipun. Karena sesungguhnya Dia hanya akan menunjukan jalan bagi hambanya, terlepas dari berhasil atau tidaknya itu tergantung dari seberapa besar usaha yg telah dilakukan oleh kaum itu sendiri..

Namun patut disayangkan,, di saat mayoritas rakyat di negeri ini ingin berpartisipasi dalam menentukan perjalanan sejarah bangsa ini kedepan, justru di saat itu pula proses pelaksanaan demokrasi di negara ini harus tercoreng dengan banyaknya masyarakat yg tidak tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT), yg akhirnya menyebabkan tidak tersalurkannya aspirasi masyarakat secara maksimal.

Sungguh berbanding terbalik dengan himbauan yg pernah di keluarkan oleh KPU tentang larangan untuk golput. Tapi justru malah merekalah yg telah merampas hak dasar individu sebagai warga negara hingga tidak dapat menggunakan hak pilihnya.

Lalu sudah se-efektif apakah kinerja dari KPU sebagai lembaga penyelenggara pemilu selama 5 tahun???
Lalu sebandingkah dana yg telah di gelontorkan pemerintah untuk penyelenggaraan pemilu yg mencapai nilai hampir 50 triliun rupiah, dengan hasil kinerja KPU yg hanya mencapai tingkat keberhasilan tidak lebih dari 50%???
Dan harus berapa triliun lagi uang rakyat yg harus di keluarkan bila nantinya pemilu legislatif memang harus diputar ulang???
Semahal itukah harga yg harus di bayar untuk sebuah pesta demokrasi di negara yg mayoritas penduduknya masih tergolong miskin???
Sungguh merupakan sikap pemborosan!!!

Coba bandingkan dengan anggaran yg telah dialokasikan oleh pemerintah untuk Departemen Pertahanan dan Keamanan Negara, yg nilainya tidak lebih dari 35 triliun rupiah?!?
Sungguh tak sebanding jika kita mengingat betapa vitalnya tugas yg di emban oleh segenap jajaran Angkatan Bersenjata Republik Indonesia dalam mengawal, menjaga, dan mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yg sebenarnya merupakan negara kepulauan terbesar di dunia!!


Bersambung...


Lebih bergaul dan terhubung dengan lebih baik. Tambah lebih banyak teman ke Yahoo! Messenger sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/

0 komentar: